Agama Hindu di Bali, Keindahan Antara Perpaduan Budaya dan Agama
Pagi itu, sekitar pukul lima dini hari, saya terbangun karena pesan
singkat yang masuk ke handphone saya. Pesan itu berbunyi:
Gemerincing suara genta, semerbak harum bau dupa dan indahnya lekukan penjor menghiasi setiap jalan-jalan suatu bukti bahwa hari kemenangan ini telah datang dan menjadi milik semua mahluk yg berkenan kepadaNYA. Selamat hari raya Galungan Dan Kuningan
Pesan itu dikirimkan oleh seorang teman satu kampus
saya. Jujur, saya sangat terkesan ketika ia memberikan ucapan dengan rangkaian kata
seindah itu. Teman saya ini bukanlah orang asli Bali dan bukan beragama Hindu. Ia
tinggal di Bali untuk melanjutkan studynya
dan ini adalah tahun pertamanya berada di Bali. Lalu saya iseng membalas ucapan
tersebut dengan bahasa Bali “Suksma ngih”. Beberapa menit kemudia ia membalas
pesan saya lagi “Suksma mewali”. Wah, rupanya dia telah belajar banyak ketika
berada di Bali. Dari awal bertemu ia sering bertanya ini itu kepada saya, termasuk
tentang kebiasaan umat Hindu di Bali yang sering mengadakan upacara keagamaan. Pernah
suatu ketika ia bercerita kepada saya dengan nada yang serius, “Mir, depan
kostku kok sering ada sesajen ya? Itu gunanya untuk apa?”. Lalu saya berfikir
sesajen apa yang ia maksud. Ternyata yang ia maksud adalah canang. Dengan
pengetahuan yang saya punya, saya menjelaskan kepadanya mengenai makna canang
bagi umat Hindu.
Saya banyak berteman dengan orang yang berasal dari
luar Bali dan juga bukan beragama Hindu. Ketika mereka baru sampai di Bali,
rasa keponya semakin menjadi-jadi. Mereka sangat tertarik dengan budaya Bali
dan juga tentang upacara-upacara yang dilakukan umat Hindu. Dari sana saya
sadar bahwa budaya dan upacara umat Hindu di Bali memiliki keunikan tersendiri
di mata orang luar. Oleh sebab itu, saya bangga menjadi generasi muda Bali dan saya
bangga menjadi generasi muda Hindu.
Om Swastiastu,
Pada postingan blog saya kali ini, saya akan membahas mengenai keterkaitan agama dan budaya dalam Hindu. Udah pada penasaran? Yuk langsung saja kita simak postingan berikut ini.
Pada postingan blog saya kali ini, saya akan membahas mengenai keterkaitan agama dan budaya dalam Hindu. Udah pada penasaran? Yuk langsung saja kita simak postingan berikut ini.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari
budayanya sendiri, itu berarti manusia harus berperan dalam proses kebudayaan.
Kebudayaan tidak lain adalah proses tindakan atau perlakuan akibat hubungan
manusia dengan manusia dan alam lingkungannya sehingga dapat beradaptasi secara
seimbang dan serasi. Jika dilihat lebih jauh, kebudayaan mempunyai tujuh unsur
yang universal, yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem ekonomi, organisasi
sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian.
Agama Hindu itu sendiri merupakan agama yang diyakini
oleh masyarakat Hindu, yang bersumber dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Umat Hindu
yakin dan percaya bahwa dunia beserta isinya diciptakan oleh Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, karena cinta kasih beliau. Cinta kasih Tuhan untuk menciptakan
sering juga disebut dengan Yadnya.
Sumber : id.wikipedia.org |
Budaya dan agama Hindu juga memiliki persamaan yang
dapat dilihat dari kedua hal tersebut sama-sama mengatur kehidupan manusia
dalam masyarakat agar tercipta suasana ketentraman dan kedamaian. Dalam agama
Hindu, antara agama dan adat budaya terjalin hubungan yang selaras antara satu
dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi. Penyelenggaraan agama Hindu juga
dapat menyesuaikan dengan keadaaan setempat. Penyesuaian ini dapat dibenarkan
dan dapat memperkuat budaya setempat. Pelaksanaan agama Hindu pada suatu daerah
tertentu terlihat berbeda dengan daerah lainnya. Perbedaan itu bukan berarti
agamanya berbeda. Contohnya, agama Hindu di India adalah sama dengan agama
Hindu yang ada di Indonesia, namun kuilnya yang tampak berbeda.
Kalau dilihat dari fakta sejarah, wujud budaya agama
itu dari zaman ke zaman mengalami perubahan bentuk, namun tetap memiliki konsep
yang konsisten. Artinya, prinsip-prinsip ajaran agama itu tidak pernah berubah
yakni bertujuan menghayati Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kepercayaan terhadap Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, menjadi sumber utama untuk tumbuh dan berkembangnya
budaya agama dan ini pula yang melahirkan variasi bentuk budaya agama. Variasi
bentuk itu disesuaikan dengan kemampuan daya nalar dan daya penghayatan umat
pada waktu itu. Budaya agama yang dilahirkan dapat muncul seperti “upacara
agama”.
Upacara agama pada hakikatnya tidak semata-mata
berdimensi agama saja, tetapi juga berdimensi sosial, seni budaya, ekonomi,
manajemen dan yang lainnya. Melalui upacara agama, dapat dibina kerukunan antar
sesama manusia, keluarga, banjar yang satu dengan banjar yang lain.
Upacara agama ini juga secara tidak langsung dapat
menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung ke bali. Tugas kita sebagai umat
Hindu adalah terus mempertahankan budaya dan agama Hindu dengan cara bangga
sebagai orang Bali, bangga sebagai orang Hindu, melestarikan kebudayaan luhur
Bali, mengamalkan ajaran agama, dan menjaga etika sebagai warga Hindu dan warga
Bali. Dengan melakukan hal-hal tersebut, maka budaya dan agama Hindu akan terus
ajeg di tengah kemajuan zaman dan teknologi seperti sekarang ini.
Sekian dari saya, semoga postingan dalam blog ini bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada pembaca.
Om Shanti Shanti Shanti Om
Sekian dari saya, semoga postingan dalam blog ini bermanfaat bagi para pembaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada pembaca.
Om Shanti Shanti Shanti Om
People without the knowledge of their past history, origin and culture is like a tree without roots — Marcus Garvey
(Orang tanpa pengetahuan tentang sejarah masa lalu, asal usul, dan budaya mereka seperti pohon tanpa akar.)
Sumber referensi artikel
- Sahnan Ginting, S. Ag, "Hubungan Agama dan Budaya dalam Hindu". Hindu Dharma. http://www.hindu-dharma.org/2009/06/hubungan-agama-dan-budaya-dalam-hindu/ [diakses tanggal 28 Mei 2018]
- Gary Mahardika, "Budaya Sebagai Ekspresi Ajaran Hindu". Gary Mahardika. 25 Desember 2010. http://garymahardika.blogspot.com/2010/12/budaya-sebagai-ekspresi-ajaran-hindu.html [diakses tanggal 28 Mei 2018]
No comments: